MENTARI PAGI EDISI 592, JUM’AT 02 OKTOBER 2020
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
02 Oct 2020
REVIEW IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (01/10/2020) mengalami penguatan sebesar (+2.05%) mengakhiri perdagangan kemarin pada level 4970.094. Seluruh sektor pada perdagangan kemarin ditutup menghijau tanpa terkecuali.

Sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation menjadi sektor terdepan atas penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin dengan penguatan sebesar (+4.97%) diiringi dengan sektor Miscellaneous Industry yang juga berada di posisi kedua dengan penguatan sebesar (+2.80%). Sementara itu, sektor Trade, Service, and Investment menjadi sektor terbelakang dengan penguatan terendah sebesar (+0.11%). Pada perdagangan kemarin sebanyak 12.714 milyar saham diperdagangkan dengan total transaksi sebesar 7.186 triliun. Asing cenderung memilih bertahan sehingga Net Foreign Sell pada seluruh pasar sebesar 9.33 milyar.

Hari ini kami memprediksi bahwa akan mengalam mixed cenderung menguat namun hanya tipis. Kami melihat penguatan pada hari kemarin disebabkan oleh adanya technical rebound dan pasar sedang mengalami konsolidasi. Hal lainnya juga disebabkan oleh Bursa saham Asia yang menghijau karena sentimen positif global dimana Amerika Serikat (AS) dikabarkan kian dekat mencapai kesepakatan stimulus. Jika stimulus dicairkan, maka ekonomi Negara Adidaya tersebut berpeluang lebih besar untuk bertahan ditengah pandemi. Hal seperti itulah yang menyebabkan bahwa tidak ada jaminan pasar akan melanjutkan penguatannya. Jika dilihat dari sisi teknikal, perdagangan kemarin membuat Relative Strenght Index merangkak menuju level 50% meskipun tidak menutup kemungkinan untuk kembali berbalik ke bawah. Selain itu, Exponential Moving Average (EMA) dengan rerata 14 dan rerata 5 yang belum terjadi golden crossing.

BERITA EKONOMI

Saham Antivirus Lebih Manjur Dan Bugar Dalam Pandemic Covid-19

 Geliat dua emiten farmasi yaitu PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Kalbe Farma Tbk.  (KLBF) untuk masing-masing memproduksi dan mendistribusikan obat antivirus mendapatkan respon yang positif dari pelaku pasar. Kimia Farma sebelumnya mengonfirmasi akan memproduksi obat antivirus Avigan di dalam negeri pada pertengahan September lalu.

Sementara itu, Kalbe Farma mengumumkan kerja sama pemasaran dan distribusi obat antivirus injeksi Covifor atau Remdesivir dengan PT Amarox Pharma Global anak usaha dari produsen obat antiretroviral Hetero yang berpusat di India. Usai mengumumkan peluncuran distribusi dari obat antivirus injeksi Covifor atau Remdesivir pada Kamis (1/10/2020), harga saham KLBF langsung melejit sejak awal pembukaan pasar. Sentimen tersebut juga ternyata ikut berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham KAEF

Berdasarkan data Bloomberg, saham KLBF menguat signifikan 3,87 persen ke level Rp1.610, sedangkan kenaikan harga saham KAEF terpantau jauh lebih tinggi yakni 10,03 persen ke level Rp3.180. Adapun, selama tiga bulan terakhir harga saham KLBF hanya meningkat 11,42 persen sementara harga saham KAEF menguat jauh lebih signifikan yakni 180,18 persen.

Segmen obat resep KLBF, lanjutnya, pada semester pertama tahun 2020 mencatatkan penurunan sekitar 4 persen secara tahunan dikarenakan lemahnya permintaan seiring dengan menurunnya kunjungan pasien ke rumah sakit. Dengan demikian, penjualan Covifor berpotensi meminimalisir penurunan penjualan segmen obat resep KLBF pada tahun 2020.

Menurut Hima AE, menanggapi hal tersebut dalam jangka waktu dekat KLBF akan lebih mendapat sentimen positif karena saat ini Covifor sudah siap didistribusikan. Sementara itu, pergerakan saham KAEF yang cukup signifikan dinilainya sangat dipengaruhi oleh sentimen dari vaksin covid-19 hasil kerjasama antara biofarma dan Sinovac yang sempat diberitakan telah direstui oleh WHO. Hal ini juga menyebabkan valuasi KAEF saat ini menjadi lebih mahal. Pergerakan penguatan saham farmasi didorong oleh sentimen vaksin Covid-19 yang dimana dikabarkan telah mulai diproduksi dan siap didistribusikan akhir tahun ini. Menilai kondisi pasar saat ini masih rentan aksi tunggu investor mengenai data-data ekonomi Indonesia terutama data pertumbuhan GDP (gross domestic product) yang diperkirakan kembali tumbuh negatif yang dimana hal tersebut akan menjadi sinyal resesi.

Sumber: kompas, bisnis

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Kamis, 1 Oktober 2020 PT. Kimia Farma Tbk (KAEF) ditutup menguat sebesar +10,03% pada harga Rp 3.180. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Candle Long White Body yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator MA5, MA20, Parabolic SAR, dan Volume MA(20) yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Pada perdagangan terakhir dapat dilihat bahwa terjadi momen Golden Cross garis MA5 terhadap garis MA20. Oleh karena itu, dari indikator MA5 dan MA20 dapat disimpulkan bahwa akan adanya penguatan tren bullish pada saham KAEF. Sama halnya dengan indikator Parabolic SAR yang juga menunjukkan sinyal bahwa tren pergerakan harga saham KAEF dalam posisi tren bullish.

Indikator-indikator di atas juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy). Selain itu, level Volume perdagangan kemarin berada di atas rata-rata pergerakan volume selama 20 hari (Volume MA20).

Recommendation: Buy

Target Price     : Rp 3.370

Stop Loss        : Rp 3.080

(DISCLAIMER ON)



Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/10/02/mentari-pagi-edisi-592-jumat-02-oktober-2020/